SocMed Addicted
Sunday, July 31, 2011
Social Media, berkembang pesat membunuh tradisi jabat tangan yang dibiasakan oleh nenek moyang dahulu kala. Sentuhan status dan berbalas komen beserta emoticon yang berjibun seolah mengeliminasi pentingnya beradu pandang dan penyimakan intonasi.
Lihatlah mereka di sana, tak peduli waktu tidur atau kerjakah, mereka menyambut pagi dan menemani sang rembulan dariberbagai belahan dunia. Sekelorkah daun dunia kini?
Dulu, friendster menjadi identitas pergaulan era digital, yang kini layaknya layu tersiram panasnya wajah SocMed lainnya, facebook, hi5, koprol, plurk, twitter, linked dan masih berserakan mereka yang lainnya.
Dan menangislah mode silaturahmi dan interaksi alami ala masa orde belum baru. Bentik, delik2an, maen karet, adu gambar tergeletak di museum usang tanpa label pengenal. Entah dari abad berapa mereka berasal, menjadi beberapa keping kenangan yang takkan pernah dikenang.
Dan ketika para wajah mereka beradu dalam sebuah lingkup sak ranggehan tangan, menjadi tak berdaya memamerkan kemolekan bawaan lahir karena setiap mata berpaku pada deretan kata dan emot di monitor mini yang senantiasa di bawa.
Teringat celoteh seorang kawan, SocMed, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.
August 2, 2011 at 12:58 PM
yo benthik..yo..opo jethungan..wae..tapi kayane..apike jongjling.. dooh..penak..badempo..lek...